Metrotvnews.com : Kementerian Pemuda dan Olahraga menegaskan opsi pemindahan lokasi pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) dari Riau ke Jakarta baru sebatas rekomendasi. Pasalnya, hingga saat ini, belum ada perubahan Keputusan Presiden.

Sekretaris Kemenpora Yuli Mumpuni Windarso, Kamis (2/5), mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mengacu pada Keppres nomor 15 tahun 2012 tentang Panitia Nasional Penyelengara ISG.

"Hingga saat ini kami belum melakukan pelanggaran. Opsi pemindahan lokasi ISG merupakan hasil rapat dengan KOI, KONI serta panitia nasional. Memang kami tidak mengundang panitia lokal," katanya di Kantor Kemenpora.

Menurut dia, rekomendasi yang diputuskan pada 22 April lalu itu nantinya akan dibawa dalam rapat koordinasi kelanjutan ISG yang melibatkan semua pihak terkait termasuk dengan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) pada 8 Mei.

Yuli mengaku, sebelum memutuskan rekomendasi pemindahan lokasi ISG, pihaknya mencari masukan dari semua pihak termasuk kepada akademisi asal Riau.

Selain itu, pihaknya juga meninjau langsung lokasi yang akan digunakan untuk kejuaraan negara-negara Islam ini.

"Kami beberapa kali menanyakan ke pihak panitia dan jawabannya selalu sama yaitu siap. Tapi setelah kami cek ternyata progresnya belum ada. Maka, muncullah opsi pemindahan meski sebelumnya tetap diupayakan di Riau," ungkap Yuli.

Dengan adanya opsi pemindahan lokasi dan jadwal ISG, pihaknya berharap segera disusul dengan terbitnya Keppres baru untuk menggantikan Keppres nomor 15 Tahun 2012. Namun, pihaknya juga mengakui jika mengubah Keppres itu tidak mudah.

Berdasarkan rekomendasi dari Kemenpora, ISG yang akan diikuti atlet dari 57 negara Islam itu akan dipindahkan ke Jakarta pada 22 September - 1 Oktober. 

Sebelumnya, ISG sesuai dengan Keppres akan digelar di Riau, 6-17 Juni mendatang.

Yuli juga menyayangkan pernyataan yang dikeluarkan Wakil Ketua I Panitia Daerah Syamsurizal yang menuding pemindahan ISG tersebut hanya keputusan sepihak dan adanya kepentingan politik Menpora. 

Karena sampai hari ini, Menpora belum pernah menyatakan pemindahan tersebut secara langsung kepada Panitia Daerah.

Orang nomor dua di Kemenpora itu kemudian meminta Syamsurizal mencabut pernyataan yang menyatakan Menpora itu pembohong seperti yang dilansir oleh media lokal Riau.

"Kami sudah meminta Biro Hukum untuk mengkaji penyataan yang dikeluarkan oleh Syamsurizal. Kami berharap Kepala Inspektorat Riau itu mencabut pernyataannya," kata Yuli dengan tegas.




Metrotvnews.com, Jakarta: Terbatasnya anggaran Islamic Solidarity Games (ISG) III yang disediakan pemerintah pusat, yaitu Rp200 miliar, membuat panitia pelaksana pusat mempertimbangkan sejumlah opsi. Di antaranya mengurangi jumlah cabang yang dipertandingkan serta jumlah hari pertandingan.

"Tidak tertutup kemungkinan kita akan mengurangi jumlah cabor dan hari pertandingan jika anggaran tidak mencukupi," kata Ketua Panitia Pelaksana Pusat Anthony Sunarjo, Kamis (2/5).

Cabang-cabang olahraga yang akan dikurangi ialah yang kurang diminati.

Ada tiga dari 18 cabang yang masih kekurangan peserta, yaitu traditional boat racing, sepak takraw, dan panjat tebing.

Selain itu, ISG juga direncanakan untuk dipersingkat dari 11 hari menjadi 8 atau 9 hari saja. Panpel sedang menyusun jadwal acara baru.

Namun, kepastian untuk mencoret sejumlah cabor masih menunggu selesainya kalkulasi anggaran yang baru secara keseluruhan.

"Ini kami masih merancang anggaran yang baru dan secepatnya akan kita rampungkan," pungkasnya.

Metrotvnews.com : Hingga kini, Provinsi Riau masih mengklaim sebagai penyelenggara Islamic Solidarity Games (ISG) III. Padahal, Menpora Roy Suryo telah menyatakan memindahkan penyelenggaraan ISG ke Jakarta pada 22 September-1 Oktober.

Wakil Ketua I Panitia Daerah ISG III Syamsurizal mengatakan Panitia Daerah masih bekerja seperti biasa, sesuai Keppres Nomor 15 tahun 2012 tentang Penetapan Riau sebagai Tuan Rumah Islamic Solidarity Games III tahun 2013.

“Saya tidak melihat satu ketetapan yang legal tentang penyelenggaraan ISG di Jakarta. Dan segenap jajaran Panitia Daerah masih tetap seperti biasa melaksanakan kegiatan sesuai bidang kerja masing-masing,” tegas Syamsurizal, Kamis (2/5).

Dia menambahkan bukti Riau masih diakui sebagai tuan rumah oleh Pemerintah Pusat adalah dengan diundangnya Panitia Daerah dalam rapat koordinasi (rakor) tingkat menteri di Kantor Menkokesra pada Rabu (8/5).

Rakor tersebut akan dipimpin Menkokesra Agung Laksono dengan agenda tunggal membahas persiapan ISG III 2013 di Riau.

Di sisi lain, ungkapnya lagi, venue sudah ditinjau oleh Islamic Solidarity Sport Federation (ISSF) sebanyak empat kali.

Untuk mendukung ISG III, ISSF juga telah menyetujui diselenggarakannya Investment Forum Cultural Night (Malam Budaya Forum Investasi), Internasional Festival Orchid (Festival Anggrek Internasional), dan pertemuan imam-imam masjid dari negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI).

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo khawatir jika pelaksanaan pesta olahraga Islamic Solidarity Games tetap di Riau,  ajang tersebut akan berakhir di Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Jangan sampai ISG itu dibuka di Pekanbaru dan ditutup di KPK," kata Roy Suryo usai bertemu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Balaikota DKI Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, pesta  olahraga yang diikuti 50 negara peserta OKI yang seharusnya dilaksanakan di Pekanbaru, Riau mulai 6-17 Juni 2013 dipindahkan ke DKI Jakarta, demi menjaga nama baik Indonesia dimata internasional.

Menurutnya, ada beberapa hal yang menyebabkan pelaksanaan ISG dipindah, di antaranya fasilitas olahraga di lokasi yang dulunya tempat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 tersebut dirasa tidak mumpuni.

"Apalagi banyak venue (arena) yang tidak memenuhi syarat internasional seperti kurang dalam. Bahkan dari Islamic Solidarity Sport Federation memang memberikan catatan yang banyak untuk menggelar di Pekanbaru," katanya. Islamic Solidarity Sport Federation meminta pihak Indonesia untuk tidak menyelenggarakannya di Pekanbaru.

Selain itu juga masalah belum selesainya perkara penyelesaian hutang sebesar Rp240 miliar saat pembangunan sarana olahraga.

"Karena ada permasalahan, sampai saat ini belum lunas dan tidak mungkin terlunasi karena anggaran Rp240 miliar, panitia KSO sudah tutup stadion itu karena sudah tiga kali tidak dilunasi oleh panitia daerah," katanya.

"Yang terakhir adalah yang membuat kami sulit adalah status Gubernur Riau, Rusli Zainal yang kemudian menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus yg lain," katanya.

Islamic Solidarity Games akan dilaksanakan pada 22 September hingga 1 Oktober 2013.


Emas

Kelas Cadet ;
Cadet Kata Individual Putra: Stanley Soegianto

Kelas Junior :
Kata Junior Individual Putri : Nawar Kautsar Matsura
Kumite Junior +76 KG Putra : Sutantio Renaldy Pratama

Senior ;
Kata Beregu ;
Kata Beregu Putri Senior ; Siti Maryam, Ayu Rahmawati, Eva Fitria Setiawati
Kata Beregu Putra Senior ; Aswar, Fidelys Lolobua, Faizal Zainuddin

Kumite Individual ;
Kumite Individual -68 KG Putri Senior ; Indah Mogia Angkat
Kumite Individual -60 KG Putra Senior ; Donny Dharmawan
Kumite Individual -84 KG Putra Senior ; Hendro Salim
Kumite Individual + 84 KG Putra Senior ; Umar Syarief

Perak 

Junior ;
Kumite Individual -53 KG Putri Junior ; Vina Aprilia

Senior ;
Kumite Individual +68 KG Putri Senior ; Asmaul Husna
Kumite Individual +84 KG Putra Senior ; Caesar George Isac

Kumite Beregu Putra ; Umar Syarif, Donny Dharmawan, Hendro Salim, Jintar Simanjuntak, Imam Ragananda, Christo Mondolu

Kumite Beregu Putri ; Indah Mogia Angkat, Nurhadiyanti Fitria Ningsih, Cok Istri Agung, Srunita Sari

Perunggu 

Junior ;
Kumite Individual -48 KG Putri Junior ; Ifka Widiasari
Kumite Individual -53 KG Putri Junior ; Ni Made Sari

Senior ;
Kata Individual Putra Senior ; Faizal Zainuddin
Kata Individual Putri Senior ; Yulianti Syafrudin
Kata Beregu Putri ; Vina Aprilia, Nawar Kautsar Matsura, Ni Made Sari

Kumite Individual -55 KG Putri Senior ; Fitrianingsih Nurhadiyanti
Kumite Individual -61 KG Putri Senior ; Cok Istri Agung
Kumite Individual -60 KG Putra Senior ; Alfaris Tharieq
Kumite Individual -67 KG Putra Senior ; Hirga Yoga
Kumite Individual -84 KG Putra Senior ; Aditya Putra

CLARK – Tim karate Indonesia gagal menguasai nomor kumite beregu putra dan putri pada pertandingan hari terakhir Kejuaraan Karate Asia Tenggara (SEAKF) II di Clark Freeport Zone in Angeles City, Pampanga - Filipina, Minggu sore. Tim Merah Putih meraih medali perak dari dua nomor tersebut.

Tim pelatnas karate sebetulnya sangat berharap bisa menjadi juara di dua nomor tersebut untuk mengamankan status juara umum seperti yang diraih tim Merah Putih tahun lalu. Namun, kenyataan berkata lain. Kumite beregu putra yang dipimpin Umar Syarief harus mengakui keunggulan Malaysia pada final nomor tersebut. Begitu juga, tim kumite beregu putri Indonesia meraih posisi runner-up setelah ditaklukkan tim beregu putri Vietnam.

Tim karate putra. Umar dkk gagal menjadi yang terbaik karena performa wasit yang dinilai merugikan tim Indonesia. Terutama, saat Donny Dharmawan dan Jintar Simanjuntak tampil. Keduanya gagal menorehkan kemenangan karena keputusan wasit yang merugikan Indonesia.

Manajer tim Indonesia Djafar Djantang mengaku kecewa dengan keputusan tersebut. Menurutnya, jika wasit memimpin pertandingan dengan baik, Merah Putih akan mampu merengkuh medali emas yang kesepuluh. Karena itu, dia berharap ada pembenahan wasit di kemudian hari.

“Saat Jintar dalam posisi unggul, ada keputusan wasit yang sangat tidak jelas yang pada akhirnya membuat kedudukan menjadi seri di detik terakhir. Itu yang merugikan kami. Ke depannya, kepemimpinan wasit perlu dibenahi. Menuju SEA Games, antisipasi tim Indonesia juga mengarah pada pembenahan wasit,” ujar Djafar.

Hal senada disampaikan karateka andalan Indonesia Umar Syarief. Dia juga meminta kepemimpinan wasit dievaluasi. “Wasit kadang banyak maunya, banyak kepentingan. Inilah pertandingan, tapi seharusnya bisa dilakukan dengan aturan yang benar,” ungkap Umar yang menyumbangkan medali emas kumite +84 KG.

Dengan kegagalan Indonesia di nomor kumite, perolehan emas tim pelatnas karate pun tidak bertambah. Indonesia hanya mampu meraihi sembilan medali emas, lima perak, dan 10 perunggu. Indonesia berada di posisi kedua di bawah Malaysia yang mengoleksi total 11 medali emas, delapan perak, enam perunggu, yang sekaligus merebut posisi juara umum yang tahun lalu menjadi milik Indonesia.

”Dari target 10 medali dari kejuaraan ini, kami hanya mampu meraih sembilan medali emas. Jadi, kurang satu medali yang emestinya bisa diraih di kumite beregu. Tapi, inilah pertandingan tidak terukur, semua bisa saja terjadi di lapangan,” ujar Ketua Umum PB Forki Hendardji.

Meski begitu, Hendardji mengaku senang bahwa Indonesia sudah punya kesempatan besar mengikuti Kejuaraan SEAKF II yang merupakan ajang uji coba jelang SEA Games 2013 Myanmar. Pastinya, dia juga sudah merancang uji-uji coba lainnya untuk mematangkan persiapan karatekanya.

”Kami senang bisa ikut ambil bagian di ajang ini. Dan, kami sangat berterima kasih kepada pemerintah dan bapak angkat karate, Bank BRI, yang sudah memberikan dukungan penuh terhadap program persiapan Forki menuju SEA Games 2013. Semoga saja, event di Filipina menjadi bekal sekaligus pelajaran berharga bagi persiapan kami di Myanmar,” ujar Hendardji yang juga Presiden SEAKF.

Di sisi lain, Hendardji juga menyatakan akan segera melakukan evaluasi menyangkut hasil di SEAKF II. Salah satunya, Forki akan mendatangkan pelatih asing untuk membantu persiapan Indonesia menghadapi SEA Games 2013 Myanmar.

“Pembenahan pelatih akan dilakukan. PB Forki akan berusaha memasukkan pelatih asing untuk membantu persiapan tim. Pelatih lokal juga akan dievaluasi, siapa yang masuk dan siapa yang keluar,” sambung Hendardji seusai menutup kejuaraan SEAKF II.